10 Hal Penting dalam Bekerja di Jepang
Jumlah pekerja Indonesia di Jepang terus bertambah! Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja, sehingga kedatangan banyak tenaga kerja dari Indonesia sangat membantu Jepang. Namun, sayangnya tidak semua pekerja Indonesia di Jepang dapat bekerja dengan lancar. Meskipun jumlahnya sedikit, ada orang Indonesia yang bekerja di Jepang mengalami intimidasi atau kekerasan. Ketika mengunjungi berbagai LPK Jepang, kami sering melihat orang yang sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang dan tidak belajar sama sekali. Jujur saja, bekerja di Jepang sangatlah sulit. Jangan meremehkan pekerjaan di Jepang, karena bisa berakhir dengan pengalaman yang tidak menyenangkan. Kami telah merangkum hal-hal penting dalam bekerja di Jepang berdasarkan pengalaman kami dengan banyak siswa. Bagi mereka yang akan pergi bekerja di Jepang atau yang sudah mulai bekerja, mari baca artikel ini sekali lagi.
1. Salam
Di Jepang, hal yang penting dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari adalah salam. Orang yang bisa memberikan salam dengan ceria dan penuh semangat mampu memberikan energi positif kepada orang di sekitarnya dan membuat mereka merasa lebih bersemangat. Orang yang bisa memberikan salam dengan baik akan memiliki citra yang baik di mata orang lain, dan orang Jepang akan lebih mudah berkomunikasi dengan Anda. Selain itu, salam adalah sesuatu yang dilakukan dari diri sendiri. Cobalah untuk memberikan salam secara aktif kepada orang lain.
2. Aksi 10 menit
Jepang adalah negara yang sangat ketat dalam hal waktu. Bahkan terlambat satu menit saja bisa membuat orang sangat marah. Saat saya bekerja di perusahaan di Jepang, jika terlambat satu detik saja dianggap terlambat, dan gaji saya dipotong 5.000 yen (500 ribu RP). Para pembaca yang akan bekerja di Jepang harus memahami mengapa Jepang begitu ketat dengan waktu. Hal itu karena terlambat akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain. Misalnya, saat bekerja dalam tim, jika satu orang terlambat, orang lain dalam tim tersebut tidak dapat memulai pekerjaan. Orang yang terlambat akan menyia-nyiakan waktu berharga orang lain.
Ketika bekerja di Jepang, sangat penting untuk tidak mengganggu orang lain dengan keterlambatan. Oleh karena itu, berusahalah untuk bertindak “10 menit lebih awal“! Jika Anda merasa takut terlambat jika bergerak 10 menit sebelumnya, lebih baik bersiap 30 menit sebelumnya.
3. Perhatian dan kepedulian
“Perhatian dan kepedulian” adalah hal yang sangat penting saat bekerja di Jepang, baik itu dalam Magang maupun Tokutei Ginou. Ketika bekerja di Jepang, posisi Anda berada di posisi paling bawah dalam perusahaan. Di Jepang, orang di posisi terbawah perlu mendukung para senior, atasan, dan orang-orang di sekitarnya.
Hal sulit tentang “perhatian dan kepedulian” adalah bahwa Anda tidak selalu diperintahkan oleh atasan atau senior. Berikut beberapa contoh konkret tentang apa yang bisa Anda lakukan:
Misalnya, ketika pekerjaan Anda selesai lebih awal daripada senior Anda, dan senior masih bekerja. Segera setelah selesai, Anda bisa langsung menawarkan bantuan kepada senior dengan mengatakan, “Senpai, bolehkah saya membantu?” atau “Apakah ada yang bisa saya bantu, Senpai?”
Selain itu, ketika atasan membawa barang, dan tangan Anda kosong, Anda harus segera menawarkan untuk membantunya dengan mengatakan, “Izinkan saya yang membawanya, Pak/Bu.”
Contoh lainnya, ketika Anda istirahat dan senior Anda sedang membersihkan atau merapikan sesuatu, Anda harus langsung menawarkan diri untuk membantu dengan mengatakan, “Senpai, biarkan saya yang melakukannya! Anda bisa istirahat sebentar.”
Sejujurnya, tidak banyak orang, bahkan di antara orang Jepang sendiri, yang mampu melakukan hal ini. Orang yang dapat melakukannya akan lebih disukai oleh senior-seniornya, dan mereka juga akan lebih kompeten dalam pekerjaan.
Untuk dapat melakukan “perhatian dan kepedulian” ini, Anda tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. Anda perlu selalu mengamati sekitar Anda, apakah ada orang yang sedang kesulitan atau membutuhkan bantuan.
4. Tidak ada alasan dan kebohongan
Saya mengelola LPK di Indonesia, jadi saya berkomunikasi dengan banyak siswa setiap hari. Ketika siswa melakukan kesalahan di sekolah, ada siswa yang segera minta maaf, sementara ada juga yang hanya membuat alasan. Orang yang tidak bisa mengakui kesalahannya dan menerima dengan tulus tidak akan bisa tumbuh sebagai individu, dan orang seperti itu tidak akan mendapat bantuan jika mereka menghadapi kesulitan.
Selain itu, saya juga melihat bahwa banyak orang yang suka berbohong, sama seperti membuat alasan. Bahkan di sekolah dasar Jepang, ada banyak orang yang berbohong dengan cara yang sangat jelas.
Orang-orang seperti ini mungkin akan tidak disenangi jika mereka bekerja di Jepang, dan mungkin tidak akan banyak orang yang mau berurusan dengan mereka. Ini sama di Indonesia maupun di Jepang.
Tolong hidup dengan jujur dan tulus.
5. Jika tidak tahu, katakan tidak tahu
Indonesia banyak orang yang jika ditanya sesuatu, jarang mengatakan “Saya tidak tahu”. Namun, banyak juga yang memberikan jawaban yang jauh dari pertanyaan, atau menjawab dengan informasi yang salah. Ketika ditanya tentang hal ini kepada staf Indonesia, dikatakan bahwa di Indonesia, mengatakan “Saya tidak tahu” sering dianggap sebagai pertanda bahwa orang tersebut bodoh atau tidak tahu apa-apa, sehingga beberapa orang lebih memilih untuk berpura-pura tahu meskipun sebenarnya tidak. Hal ini bisa menjadi masalah besar saat bekerja di Jepang. Ketika tidak tahu, lebih baik mengakuinya daripada mempertahankan ketidaktahuan, karena hal itu bisa menyebabkan masalah besar atau kecelakaan.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu segalanya, atau memahami semuanya. Tidak tahu adalah hal yang wajar. Jika Anda tidak tahu, lebih baik mengatakan “Maaf, saya tidak tahu.” dengan jujur. “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang memungkinkan orang lain untuk memberikan penjelasan kepada Anda. Dengan begitu, Anda dapat belajar dan berkembang. Menyatakan bahwa Anda tidak tahu hanya memiliki keuntungan.
6. Pelaporan dan Penjelasan
Jika Anda bekerja di Jepang, hal penting yang perlu diingat adalah “報・連・相” atau pelaporan, komunikasi, dan konsultasi. Dalam bahasa Jepang, ini disingkat menjadi “ほう・れん・そう”. Ketika ada sesuatu terjadi selama bekerja, segera laporkan atau beri tahu atasan, dan jika ada masalah, segera berkonsultasi tentang langkah yang harus diambil. Jika Anda tidak melakukan “報連相”, atasan perusahaan mungkin tidak akan segera menyadari masalah yang muncul. Masalah yang seharusnya bisa diatasi dengan mudah jika ditangani cepat, akan menjadi semakin besar seiring berjalannya waktu. Anda juga tidak akan dapat bertanggung jawab atas masalah tersebut. Jadi, saat bekerja di Jepang, jangan lupa untuk selalu melakukan “報連相”.
7. Manajemen fisik
Bekerja di Jepang, hal yang harus diperhatikan adalah manajemen kesehatan tubuh. Ini berlaku tidak hanya untuk orang Indonesia, tetapi juga untuk orang Jepang. Ketika sakit dan harus absen dari pekerjaan, bukanlah hal yang mudah. Meskipun Anda boleh absen jika sakit parah karena flu atau penyakit serius lainnya, namun ada batas jumlah hari cuti yang bisa Anda ambil setiap tahunnya. Jika melebihi batas tersebut, gaji Anda akan dipotong setiap kali Anda absen. Selain itu, ketika Anda absen dari pekerjaan, tugas yang seharusnya Anda lakukan akan diambil alih oleh orang lain, menyebabkan kesulitan bagi rekan kerja Anda. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh dengan baik dan siap untuk bekerja.
8. Belajar bahasa Jepang
Orang-orang yang bekerja di Jepang dengan Magang atau Tokutei Ginou pertama kali merasa menyesal karena “Seharusnya saya belajar bahasa Jepang lebih banyak di Indonesia.” Semua orang mengatakan hal yang sama. Orang-orang yang akan Anda kerja bersama di Jepang adalah orang Jepang. Saya sama sekali tidak mengerti bahasa Indonesia. Bagaimana Anda berkomunikasi saat bekerja? Ketika rekan kerja Jepang membantu Anda belajar pekerjaan, tentu saja mereka berbicara dalam bahasa Jepang. Apa yang akan Anda lakukan? Rekan kerja Jepang yang bekerja bersama Anda bukan untuk mengajari Anda, tetapi untuk bekerja bersama sebagai rekan kerja. Jika Anda tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang dan tidak dapat bekerja, rekan kerja akan menjadi semakin frustrasi. Ketika Anda membayangkan bekerja di Jepang, pikirkan juga kata-kata apa yang sebaiknya Anda pelajari.
9. Sampah harus dibuang ke tempat sampah
Di Indonesia, seringkali sampah dibuang di mana-mana. Saya sering melihat orang membuang sampah dari jendela mobil. Hal ini tidak akan pernah diterima di Jepang. Selama wawancara, seringkali siswa-siswa kami ditanya oleh kumiai atau perusahaan Jepang, ‘Bagaimana gambaranmu tentang Jepang?’ Kebanyakan orang menjawab, ‘Jepang adalah negara yang bersih,’ namun ini karena di Jepang ada kebiasaan untuk membuang sampah ke tempat sampah. Jika tidak ada tempat sampah, maka bawa pulang sampahnya. Indonesia memiliki alam yang luar biasa, namun orang-orang membuang sampah dan menjadikannya kotor. Jika Anda pergi ke Jepang, pastikan untuk selalu membuang sampah ke tempat sampah.
10. mengucapkan terima kasih
Saat bekerja di Jepang, mungkin Anda akan diajak pergi makan oleh atasan atau presiden perusahaan. Pada saat itu, biasanya mereka akan membayar makanan, tetapi sedikit orang yang mengucapkan terima kasih. Awalnya mereka mungkin mengucapkannya, tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa orang mulai merasa hal itu menjadi hal yang biasa dan tidak lagi mengucapkannya. Seorang guru Jepang di sekolah saya pergi makan dengan muridnya dan membayar untuk semua orang, tetapi tidak ada yang mengucapkan terima kasih atau menyebutkan “selamat makan”. Ini adalah tindakan yang sangat tidak sopan dalam konteks kerja di Jepang. Ketika seseorang melakukan sesuatu untuk Anda, entah itu mengajak makan atau memberi bantuan kecil, pastikan untuk mengucapkan terima kasih.